Rabu, 19 Januari 2011

Pengalaman Gay Pertama Eza






























****
Di sebuah kota di Sumatera, hiduplah sepasang sahabat karib. Eza dan Rudi sudah bersahabat sejak kecil. Seiring dengan berlalunya waktu, mereka tumbuh dewasa. Eza kehilangan Rudi saat Rudi memutuskan untuk bekerja di Bandung. Pada saat itu, umur mereka sudah genap 20 tahun. Meskipun mereka berteman akrab, namun Eza tidak pernah mengetahui rahasia terbesar Rudi. Rudi diam-diam memendam hasrat homoseksual pada Eza. Tapi celakanya, Eza 100% heteroseksual, sama sekali tidak pernah memikirkan ataupun membayangkan hubungan homoseksual. 

Eza sendiri merupakan cerminan dari figur seorang pria sejati yang jantan. Wajahnya nampak tangguh dan maskulin berkat jambang dan kumis halus. Meskipun dia berkacamata, dia tetap nampak macho, jauh dari kesan kutu buku. Sehari-harinya, Eza suka mengenakan kaos oblong dan celana jeans ketat, sehingga bentuk tubuhnya yang jantan sering terekspos di balik pakaiannya. Aura kejantanan menyebar dari tubuhnya. 

Saat dia berjalan keluar, para wanita dan pria gay diam-diam meliriknya dan membayangkan tubuh telanjangnya. Eza juga sadar bahwa dirinya seksi dan jantan, maka terkadang sering mempergunakan daya tariknya untuk mencicipi wanita. Tapi tak pernah terpikirkan olehnya untuk mencoba tubuh lelaki ataupun mencoba untuk dilayani oleh lelaki, sampai dia bertemu kembali dengan Rudi. 

"Kamu nampak makin ganteng, Eza," kata Rudi, duduk di sampingnya. 

Dua sahabat itu sedang duduk berduaan di suatu sore di rumah Eza. Kebetulan sekali, rumah Eza sedang kosong. Jantung Rudi deg-degan saat kehangatan tubuh Eza menyentuh tubuhnya. Ingin sekali dia memeluk sahabatnya itu, tapi apa jadinya jika Eza keberatan dan ngamuk. Tapi hasrat yang tertimbun dalam diri Rudi sudah terlalu besar, sebentar lagi akan meledak bagaikan gunung berapi. 

"Badan kamu juga semakin keras saja. Kamu berolahraga?" Tangannya merajarela di atas tubuh Eza, merasakan lekuk tubuh seorang pria sejati. 
"Tidak juga. Tapi omong-omong, emang saya ganteng beneran?" tanya Eza penasaran. 

Nada bicaranya setengah tertawa dan setengah serius. Sudah lama dia tidak bertemu Rudi, kangen sekali pada sahabatnya itu. Saat Rudi meletakkan tangannya di bahunya, Eza sama sekali tidak mencurigainya. 

"Benar, Eza. Kamu ganteng sekali. Aku.." Sesaat, Rudi terdiam, bingung harus berkata apa. Dia bingung apakah harus mengakui homoseksualitasnya pada Eza atau tidak. 
"Eza, aku suka kamu." Tanpa pikir panjang, Rudi membeberkan semuanya. 
"Aku suka kamu, Eza," ulangnya, matanya tertuju ke lantai. Tangannya ditarik mundur dari bahu Eza. 
"Apa katamu? Kamu suka saya?" Eza terpana, terkejut. 
"Kamu bercanda, kan?" tanyanya untuk memastikan. Tapi jawaban yang didapat Eza hanyalah gelengan kepala Rudi. 
"Tidak, Eza. Aku serius. Aku suka kamu. Aku ingin bercinta denganmu. Sudah lama saya menyukaimu tapi saya tidak berani mengatakannya. Aku tahu kamu heteroseksual, dan saya tidak akan memaksamu untuk menjadi homo seperti saya. Tapi kumohon, izinkan saya untuk melihat batang kejantananmu. Izinkan aku memegang kontolmu." Rudi memohon dengan memelas, bersimpuh di depan Eza. 

Eza tentu saja menjadi panik dan bingung. Dia adalah pria sejati, seorang pejantan. Pria sejati tidak akan melakukan hubungan homoseks. Eza sama sekali tidak tahu apa-apa tentang homoseksualitas. Tapi Rudi terus saja memohon dan memelas, nampak sangat putus asa. 

"Aku nggak tau harus gimana," jawab Eza, bingung. 
"Kumohon, biarkan saya melihatnya, menyentuhnya, menciumnya, dan mengulumnya. Kamu diam saja dan biarkan saya memberikan kamu kepuasan yang belum pernah kamu dapat dari cewek. Tolonglah, Eza," mohon Rudi, tangannya meremas-remas kemaluan Eza yang masih terbungkus celana jeans. 

Tak kuasa menolak permintaan temannya itu, Eza menyerah juga. 

Pelan-pelan, meski masih ragu, dia melepas jeans dan celana dalamnya sampai ke lutut. Kembali duduk, Eza melebarkan 
selangkangannya agar Rudi dapat leluasa mengagumi batang kontolnya. Batang itu memang masih lemas namun di ujung kepalanya masih terdapat sisa sperma akibat dari masturbasi pagi tadi. Rudi, bagai tersihir, hanya bisa memandangi kontol itu. 
Perlahan, Rudi mendekatinya dan menciumi kontol itu. Lidahnya 
mulai beraksi, menjilat-jilat permukaan kepala kontol Eza. 

"Aahh.. Hhoohh.." desah Eza keenakkan, badannya menggeliat sedikit. 

Melihat temannya menikmati servisnya, Rudi semakin bernafsu. Dengan sebelah tangan, Rudi mengocok-ngocok kontol Eza sampai batang itu mulai mengeras. Seperti trik sulap, batang kejantanan Eza mulai memelar dan memanjang. Rudi menahan air liurnya saat menyaksikan batang itu mengeras. Kepala kontol Eza yang bersunat itu mengkilat akibat sisa air liur Rudi. Batang itu berdenyut-denyut, hidup. Tanpa ragu, Rudi langsung memasukkan seluruh kontol itu ke dalam mulutnya. 

"Hhoohh.." desah Eza lagi. 

Kenikmatan mengalir di tubuhnya saat batang kontolnya menerima kehangatan. Ah, tiada yang lebih nikmat daripada dioral, selain menyodomi. Seperti mesin pompa, Rudi memompa kontol Eza. Naik-turun, naik-turun, terus-menerus dengan ritme tetap. Hisapan Rudi terasa sangat bertenaga akibat nafsu yang bergelora dalam dirinya. Tak pernah disangka bahwa akhirnya dia bisa juga mewujudkan impian terbesarnya, yakni menghisap kontol Eza! Kontol Rudi sendiri mulai bangkit, membesar dan mengeras. 

Sambil tetap menghisap kontol Eza, Rudi membebaskan kontolnya sendiri dari kungkungan celana panjangnya. Eza terpesona karena heran melihat kontol Rudi yang ngaceng. Baru kali ini dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri seorang pria yang terangsang akibat menghisap kontol pria lain. Bersandar pada kursinya, Eza menutup matanya, terus mendesah-desah. Oh, kenikmatan ini sungguh tak terkatakan. Rudi memang seorang penghisap kontol yang hebat! 

Tubuh Eza mulai berkeringat. Dengan sekali tarik, kaos onblongnya terlepas. Rudi mendongak ke atas dan disuguhi dengan pemandangan yang menggetarkan kontolnya. Tubuh Eza yang hampir telanjang bulat itu berkilat dengan keringat. Dadanya yang padat nan berbulu halus mengembang mengempis, mengambil napas. Kedua puting kecoklatan menghiasi dadanya, semakin menambah rangsangan. Rudi berhenti menyedot kontol Eza dan langsung menggerayangi dada pria jantan itu. Seperti bayi, Rudi dengan haus menyedot-nyedot puting Eza. Sedotannya terasa kencang dan bertenaga sehingga Eza keblingsatan menahan nikmat. 

"Aahh.. Oohh.. Rud.. Enak banget.. Oohh.. Jilat putingku.. Oohh.. Aahh.." Lupa akan dirinya yang heteroseksual, Eza tenggelam dalam nafsu birahi antar sesama jenis. Dia menginginkan agar Rudi melayani nafsunya. Rudi terus-menerus berpesta di atas dada Eza. Seakan-akan tak pernah puas, pemuda itu menjilat, memeras, meraba bagian pectoral Eza. 

Terbakar birahi, Rudi segera melepaskan seluruh pakaiannya. Tanpa malu, Rudi memperlihatkan ketelanjangan tubuhnya di hadapan kawannya. Kontolnya masih ngaceng dan meliurkan precum. Dengan gaya yang menggoda namun maskulin, Rudi memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya. Eza memang tidak terangsang dengan tubuh Rudi sebab dia bukan gay, namun dia terangsang saat mengingat betapa nikmatnya kuluman sahabatnya itu. Kontol Eza kembali berdenyut-denyut, ingin merasakan kenikmatan itu kembali. 

"Rudi, isep lagi donk," pinta Eza manja sambil menggoyang-goyangkan kontolnya. 

Dia tahu, Rudi pasti mau menghisap kontolnya lagi. Benar saja, Rudi tersenyum mesum dan senang. Pemuda itu langsung kembali berlutut dan membenamkan mulutnya di kontol Eza. Seperti serigala kelaparan, Rudi menghabisi kontol itu. Dengan rakus, batang itu dijilati, dikulum, dan dihisap. Seiring dengan hisapan Rudi yang menguat, erangan Eza pun mengeras. Pria macho itu menyerahkan kejantanannya agar bisa dimainkan oleh sahabatnya itu. 

"Hhoohh.. Rud.. Enak.. Oohh.. Hisap terus.. Aahh.. Ayo Rud.. Aakkhh.." Cairan precum mengalir terus dari lubang kencing Eza dan langsung dijilat habis oleh Rudi. 

SLURP! SLURP! Rudi terus mengulum kontol Eza. Pipinya terlihat menggembung-gembung, penuh dengan udara dan kontol Eza. Sebelah tanganya dipakai Rudi untuk mengocok kontolnya sendiri. Precumnya menetes-netes membasahi lantai. Semakin terbakar gairah dan nafsu, Eza menjambak rambut Rudi dan mengarahkannya untuk menghisap lebih dalam lagi. 

"Mmpphh!! Mmpp!!" Hanya itulah yang keluar dari mulut Rudi. 

Demi membuat temannya senang, Eza mengulurkan tangannya yang satu lagi untuk meraba-raba bahu Rudi. Tubuh Rudi memang biasa-biasa saja; tidak kurus dan tidak gemuk. Namun tubuhnya tetap nampak maskulin dan terasa nikmat jika dielus-elus. Elusan tangan Eza bergerak turun dan menemukan sepasang puting yang melenting keras. Tak ayal lagi, mereka dipermain-mainkan oleh Eza. 

"Mmpphh!! Mmpphh!!" Rudi menjadi keblingsatan karena putingnya sangat sensitif. Sedotannya terasa semakin keras, keras, dan.. 
"Oohh!! Rud! Mau keluar!" 

Secara refleks, Eza mencoba untuk menarik kontolnya keluar karena tak mau menyemburkan maninya di dalam mulut Rudi. Baginya, hal itu terasa seperti merendahkan martabat sahabatnya itu. Namun Rudi nampak tak mau melepaskan kontol itu; dia terus saja menghisap dan menghisap. Dan Eza tak tahan lagi. Dia harus ngecret, sekarang juga!! Dengan bertenaga, pria itu mendorong kontolnya sedalam-dalamnya ke kerongkongan Rudi. Dan dengan itu, Eza meledak. 

"Aarrgghh!!" 

Air maninya menyembur deras, membanjiri kerongkongan Rudi yang haus akan sperma laki-laki jantan. Ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!! Setiap tembakan pejuh, diiringi jeritan dan erangan nikmat dari mulut Eza ynag bergetar menahan nikmat. 

"Hhoohh!! Aarrgghh!! Uuggh!! Oohh!!" Kontol Eza masih saja menembakkan spermanya, lagi, lagi, dan lagi, sampai akhirnya berhenti sama sekali. 

Tubuh Eza tergolek lemas tak berdaya, letih sekali setelah mengalami orgasme yang luar biasa. Rudi nampak asyik menjilati sisa-sisa lelehan sperma di sekitar selangkangan Eza. 

"Pejuh kamu enak," puji Rudi seraya berdiri dan mempertontonkan batang kontolnya yang sudah basah dan licin dengan precum. Kepala kontolnya berkilat-kilat tertimpa cahaya. 
"Aahh.. Gantian saya yang mau ngecret.. Oohh.." 

Rudi menutup matanya sambil meresapi nikmatnya bermasturbasi. Sekujur tubuhnya yang berlapiskan keringat mulai bergetar hebat. Disertai erangan nikmat yang membahana, Rudi menumpahkan isi kontolnya tepat ke atas dada Eza. 

"Aarrgghh..!!" ccrroott!! Ccrroott!! Ccrroott!! 

Masih lemas, Eza membiarkan sahabatnya menyemprotkan spermanya ke atas dadanya. Bulu-bulu halus di dada Eza nampak basah dan lengket dengan keringat. Kini, mereka basah dan ternoda dengan cairan kental keputihan dari kontol Rudi. Sperma Rudi terasa panas mendidih saat cairan itu mendarat di atas permukaan kulit Eza. 

"Hhooh.." desah Rudi saat tetes pejuh yang terakhir menetes keluar dari lubang kontolnya. 

Buru-buru, Rudi berlutut kembali di depan Eza. Dengan rakus, Rudi menjilat-jilati tetesan pejuhnya sendiri. Eza tentu saja terperangah. Baru kali ini dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa sahabat yang sangat dikasihinya itu ternyata suka sekali menelan air mani pria lain dan juga air maninya sendiri. Tapi asalkan Rudi bahagia, dia pun akan bahagia juga. Maka Eza membiarkan Rudi beraksi membersihkan dadanya dari cairan pejuh Rudi. SLURP! SLURP! Rudi sangat menikmati rasa pejuhnya, apalagi pejuhnya itu dijilat langsung dari kulit Eza. Ah, akhirnya impiannya terwujud.. 

***** 

Berbulan-bulan telah berlalu setelah kejadian itu. Eza masih ingat betul betapa nikmatnya servis yang diberikan Rudi padanya. Namun Rudi tak kunjung datang sejak hari itu. Kabarnya, dia telah kembali ke Bandung. Eza berusaha untuk menghubunginya namun tiada hasil. Rudi tak pernah mau menjawab HP-nya seakan ogah berbicara. Tentu saja Eza sedih sekali karena Rudi adalah sahabatnya sejak kecil. 

Eza merasa bahwa Rudi mungkin minder dan tidak enak hati dengannya setelah kejadian itu, tapi Eza tidak menyalahkannya dan juga tidak membencinya. Dia masih ingin berteman dengan Rudi. Dalam hatinya, Eza yakin bahwa suatu hari dia akan bertemu kembali dengan Rudi, sahabatnya itu. Semoga saja..
 

Sabtu, 01 Januari 2011

Aku, Andre, dan Mick

****
Setelah, aku resmi menjadi kekasih Andre. Hari-hariku semakin menjadi penuh warna, Andre begitu pandai menciptakan suasana, sering kali disaat aku sedang kuliah, jika terbayang wajah tampan Andre, rasanya ingin cepat-cepat pulang dan berjumpa dengan Andre kekasihku.

Disaat aku sedang asyik-asiknya melamun, aku dikagetkan suara dering HP ku, kulihat nomor Andre.
"Haloo.. Rus sayang. Nanti malam aku ada acara sama teman-temanku, kamu ikut ya?"
"Acara apaan sih Ndre?"
"Yah.. pesta kecil-kecilanlah, untuk kalangan terbatas, tapi asyik punya. Gimana? Mau ya. Pokoknya nanti malam jam 19:00 kamu aku jemput dan kamu harus sudah rapi dan ikut denganku".
"Ye.., maksa", balasku.

Jam 6:30 aku sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat, sesuai dengan janjinya jam tujuh tepat Andre datang menjemputku, setelah pamit sama kedua orang tuaku, kami pun meluncur, menuju kearah selatan Jakarta.

mm.. gila. Batinku. Pasti tuan rumahnya anak orang kaya. Yah.. aku terkagum kagum sekali saat memasuki ruangan pesta, disalah satu sweat room hotel berbintang lima. Ruangan tersebut begitu mewah di tambah dengan pernak pernik yang mungkin dirancang tuan rumah khusus untuk acara malam ini.

"Hai Ndre.. barbar (Barang baru) nih? Boleh dong, ikutan nimbrung Ndre?"
"Enak aja sahut Andre".
"Siapa Ndre?", tanyaku.
"Oh dia Kevin temanku", jawab Andre.
"Ayo, aku kenalin kamu sama yang punya hajat".
"Mick..Hai.. Andre apa kabar? Thanks ya. kamu mau datang ke acaraku".
"Oh.. ya.. Mick, Kenalin ini Gama temanku".
"Hai", sapa Mick, ramah sekali.
"Hai juga", sahutku.
Kamipun terlibat obrolan ringan.

Mick seorang keturunan, masih muda dan tampan, anak salah satu pengusaha terkenal di Jakarta.
"Dre. Kok ruangan segini luas. orang yang datang kok, cuma sedikit?".
"Rus., ini acara memang sengaja dibuat sama Mick khusus buat teman-teman dekatnya saja, Paling paling yang diundang cuma 10 sampai 15 orang".
"Ohh.. sahutku".

Semakin malam alunan musik semakin keras, dan suasana pesta sudah semakin panas. Para tamu dengan cueknya dan tanpa perduli disekitarnya sudah saling merangsang birahi diantara mereka. Jam sudah menunjukan pukul 23 malam, kulihat Mick hendak bersiap siap untuk berbicara.
"Thanks. buat teman–teman yang mau datang ke acaraku, aku sudah siapkan beberapa perempuan yang cantik cantik buat teman teman yang nggak doyan laki-laki, pokoknya pesta ini pesta kita. lets party", teriaknya.

Musikpun mengalun dengan keras kembali. Kulihat di dekat bar beberapa orang tamu sudah saling bermesraan, saling meremas, saling raba, dan bercium dengan serunya. Ada juga sepasang laki-laki sambil berdisko sudah saling melepaskan pakaian mereka. Aku jadi kaget dibuatnya. Rupanya ini adalah pesta sex.

"Ndre kok nggak bilang sih ini pesta beginian".
Yang kutanya cuma nyengir.
"Maaf ya Rus. Kalau aku kasih tahu kamu sebelumnya, aku takut kamu nanti malah nggak mau ikut", Jawab Andre sambil memeluk tubuhku.

Mungkin karena pengaruh minuman dan obat-obatan kulihat para undangan sudah tidak perduli lagi, mereka sibuk mencari pasangan, bagi yang sudah punya pasangan mereka dengan santainya mengentoti pasangannya, dengan cueknya tanpa ada rasa malu. Kulihat, Mick juga sedang asyik bercumbu dengan pasangan sesama jenis di pojok ruangan. Banyak tamu yang tidak aku kenal, ada beberapa diantara mereka, dengan gaya yang sok akrab mengajakku berkencan. Untungnya, Andre selalu dekat denganku dan selalu bilang dia milikku.

Wow.. Rasanya sungguh fantastis sekali, menyaksikan dengan langsung pemandangan orang-orang yang sedang bersetubuh. Ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa buatku, karena baru sekali ini aku megalami peristiwa seperti ini. Libodoku mau nggak mau ikut naik, apalagi menyaksikan dari dekat ekspresi-ekspresi kepuasan yang terpancar di wajah mereka.

"Gimana asyik kan pestanya? Kalau kamu mau, kamu boleh entotin mereka semua, dan merekapun boleh ngentotin kamu, kamu tinggal pilih aja", ujar Andre.
"Nggak ah.. Ndre. Aku takut", jawabku.
"Jangan takut sayang. Tadi aku sudah minta ijin sama tuan rumah, kalau kamu itu tidak boleh di pakai bebas, kamu kan milikku".

Kami pun berciuman, saling berpagutan, suasana yang begitu erotis semakin menambah tingginya birahiku dan Andre. Satu persatu pakaian yang kami kenakan lepas sudah, aku dan Andre sudah telanjang bulat. Awalnya, aku sangat malu sekali, telanjang bulat didepan umum, namun kulihat di sekelilingku, apa yang mereka lakukan sama dengan apa yang aku dan Andre lakukan. Tanpa rasa malu mereka saling mendesah, saling menjerit dalam meraih puncak kenikmatan mereka.

"Ahh", jerit Andre saat penisnya menerobos masuk ke lubang anusku, akupun ikut menjerit tertahan, menahan nikmat dan rangsangan yang begitu erotis. Andre terus memompaku maju mundur.
"Ahh.., Russ, enak sekali sayang".
Plak.. plak.. plak.. dengan sangat bernafsu sekali Andre terus mengocok pantatku dari belakang dalam posisi menungging.

Kulihat di depanku Mick sudah menyelesaikan permainannya. Aku semakin terangsang sekali melihat ekspresi kepuasan yang baru saja diraih oleh Mick. Sambil berpelukan dengan pasangannya, Mick terus memperhatikan persetubuhanku dengan Andre.
"Ahh.. Russ", jerit Andre saat ejakulasinya sudah dekat.
"Crett.. cret", ejakulasi Andre begitu kuat menyemprot masuk ke dalam anusku.
"Dree.., jangan dicabut dulu sayang. Aku juga mau keluar".
Kukocok penisku dengan cepatnya dan..
"Cret.. cret.. cret", muncrat sudah air maniku.

Ah.. lega rasanya, Pesta terus berjalan, para tamu saling bertukar pasangan, Aku dan Andre berjalan kearah beranda. Kami masih tidak mengenakan busana. Andre memeluk tubuhku dari belakang sambil memandangi keindahan kerlap kerlip lampu kota Jakarta di malam hari. Aku merasa damai sekali dalam pelukan Andre, sampai ada suara yang mengagetkan kami.

"Ndre. Gama. Wahh.. disini kalian rupanya".
"Eh.. Mick", jawab Andre.
"Ayo kita bergabung sama yang lain dan lanjutkan pestanya", pinta Mick.
"Thanks Mick. Biar kami disini saja jawab Andre, Kami berdua masih lelah".
Aku sebenarnya merasa risih sekali berbicara dalam keadaan telanjang bulat di depan orang yang baru aku kenal, namun aku belaga cuek karana Mick juga telanjang bulat.

Kami bertiga akhirnya saling terlibat percakapan, kulihat Mick sering sekali memperhatikan tubuhku, seperti singa lapar yang siap menerkam mangsanya. Aku sendiri juga sering curi-curi pandang kearah Mick. Mick cukup tampan, kulitnya putih bersih dan yang paling membuatku bergidik adalah kemaluaannya. Dalam keadaan tertidur saja sudah begitu besar, gimana kalau sudah tegang?

"Ndre, boleh bicara sebentar?" pinta Mick.
Andre dan Mick pun berjalan kearah sudut ruangan, kulihat Mick berbisik bisik ditelinga Andre. Entah apa yang mereka bicarakan. Kulihat Andre begitu terkejut dan memandang kearahku.
"Rus. pangil Andre", akupun menghampiri mereka berdua.
"Ada apa Ndre?", tanyaku.
Tiba tiba tanpa memperdulikan Mick, Andre langsung memeluk dan menciumi bibirku.., akupun membalas ciumannya dengan tak kalah buas. Saat aku sedang menikmati perlakuan Andre, ada tangan lain yang ikut meremas dan menjilati pantatku.

Aku hendak menoleh namun Andre terus menahan kepalaku dengan ciumannya, Aku semakin melayang, apalagi jilatan dipantatku semakin liar gerakannya. Aku sudah tidak perduli lagi, yang kurasakan hanya nikmat dan nikmat. Andre melepaskan ciumannya dan orang yang asyik menjilati pantatku bangkit berdiri.

"Mick?", belum sempat aku bicara, bibir Mick sudah mendarat di bibirku.
Aku yang sudah terbakar birahi semakin tidak perduli, ciuman ciuman Mick sungguh dahsyat membuatku semakin melayang. Ternyata Mick seorang yang sangat lihai dalam berciuman, aku semakin menjerit-jerit, saat mulut Mick dengan lincah melumat penisku. Mick memintaku untuk ganti posisi. Saat itulah aku baru tersadar ternyata Andre sudah tidak ada diantara kami. Dalam posisi menunging Mick kembali menjilati lubang pantatku, aku benar benar sagat menikmati permainanan Mick.

"Hisap Ma", pinta Mick, aku terkejut sekali.
Penis Mick begitu panjang dan besar. Perlahan-lahan kucoba memasukan penis Mick kemulutku, kuhisap.
"Ahh enak Ma", jerit Mick.
Uh.. rasanya mau muntah aku, saat penis Mick masuk ke tenggorokanku.

"Gama.., aku masukan sekarang ya.
"Pelan-pelan ya.. Mickk., dimasukan dua jari tangannya, yang sudah dilumuri oleh pelicin kedalam lubang anusku, tidak sampai disitu saja, dua jari tangan Mick pun mengocok ngocok lubang anusku agar lubang anusku lentur dan tidak sakit saat penetrasi. Aku semakin merinding saat Mick mulai melumuri penisnya dan lubang anusku dengan cairan pelicin, kemudian mengarahkan penisnya ke lubang pantatku, digesek gesekannya dibelahan pantatku.

"aacckk sakit Mick", jeritku, saat kepala penis Mick tanpa permisi menerobos masuk ke dalam lubang anusku.
Rasanya panas seperti terbakar. Aku hanya bisa mengigit bibirku menahan rasa sakit yang begitu dahsyat. Saat penis Mick sudah masuk separuhnya dan tenggelam didalam lubang pantatku.
"Ohh.. Mick please Mickk.. Jangan digoyang dulu.. sakit sekali Mick".

Terus terang, penis Mick dua kali lebih besar dan lebih panjang dari Andre, Dan selama ini baru Andrelah yang menikmati tubuh dan lubang pantatku.
"Tenang Ma. rileks.., lubang pantatmu sempit sekali", jawab Mick.
Dengan lihainya Mick mulai mengalihkan rasa sakit yang aku alami dengan meremas remas buah dadaku, meraba raba putingku, Mickpun menciumi punggungku, rasa sakit yang kurasakan perlahan-perlahan mulai sedikit berkurang, berganti dengan rasa geli dan nikmat dari remasan dan ciuman ciuman Mick.

Saat aku sudah melupakan rasa sakit di lubang pantatku, tiba-tiba dengan satu hentakan keras Mick berhasil memasukan seluruh batang penisnya ke lubang pantatku. Aku hanya bisa menjerit dan melolong pasrah. Rasa panas di lubang anusku, kembali kurasakan, perutku mulas jadinya, mungkin karena penis Mick yang besar dan panjang sampai masuk kedalam perutku.
"Uhh.., nikmatnya", jerit Mick.
Mick mulai memaju mundurkan pantatnya di lubang anusku. Hampir pingsan aku dibuatnya. Setiap kali Mick mengeluar masukan penisnya di lubang anusku, gesekan penisnya di dinding anusku semakin menambah rasa sakit yang kurasakan.
"Ohh.. Mick pelan-pelan Mick.., sakit", rintihku.
Mick semakin kesetanan, kocokan penisnya di lubang anusku samakin lama semain cepat.
"Ohh.. yes.. ini enak.. sekali", jerit Mick.
Mick terus mendesah, sambil terus mengocok lubang pantatku, tangan Mick tidak tinggal diam, diraihnya batang penisku dan dikocok dengan cepatnya. Lama kelamaan rasa sakit yang aku alami lenyap dan berganti dengan rasa nikmat.
"Oh Mick.. entoti aku Mick..entoti aku Mick".
Saat rasa nikmat sudah menjalari seluruh syaraf-syaraf tubuhku. Aku semakin melayang. kocokan penis Mick yang begitu besar dan panjang semakin terasa nikmat kurasakan, apalagi disaat penis Mick mententuh bagian sensitive didalam lubang anusku, rasanya perutku mulas tapi begitu nikmat.

Aku benar benar di buat kewalahan oleh permainan Mick, penis Mick yang begitu besar dan panjang terus menerus menyentuh bagian sensitive didalam anusku.
"Ohh.. Mickk.. aku udah nggak tahan Mickk.. aku mau keluar".
Semakin lama kocokan keluar masuk penisnya dilubang anusku dan kocokan tangan Mick di penisku semakin cepat.
"Tahan.. Gama.. kita keluar bareng".
Aku benar benar sudah tidak sanggup lagi menahan gelombang ejakulasiku, tubuhku menegang, penisku pun semakin keras. saat itu tubuhku diselimuti rasa nikmat yang belum pernah aku rasakan selama aku berhubungan seks dengan Andre.

Mick semakin cepat mengoyang keluar masuk penisnya dilubang anusku, ketika Mick dengan kerasnya menghentak memasukan penisnya di lubangku, bagian sensitive didalam pantatku kembali tersentuh. Tubuhku menegang.
Aku menjerit, "Mick.. aku udah nggak tahan.. lagi.. Mick.., arrgg"
Tubuhku melenting seperti cacing kepanasan.
"Cret.. cret.. crett", muncrat sudah spermaku.
Aku seperti terheampas kehilangan pegangan, sungguh rasa itu begitu nikmat.
"Ohh.. Gama.. aku keluar.. dipeluknya tubuhku dengan erat, arrggh".
Semprotan seperma Mick begitu kerasnya, aku merasakannya sampai kebagian dalam perutku, hangat rasanya.
Aku rebah, dan Mickpun rebah menindih tubuhku. Mick terus memeluk tubuhku dari belakang.
"Gama..Pantat kamu enak sekali, Andre sungguh beruntung memiliki kamu".
Karena letih akhirnya aku dan Mick tertidur. Mick masih pada posisinya memelukku dari belakang dan penisnya masih tertanam di lubang pantatku.

Aku terbangun. Saat kulihat jam sudah menunjukan pukul 3:30 pagi. Rasanya haus sekali. Kulihat disampingku Mick masih tidur dengan lelapnya. Aku berjalan ke arah bar untuk mengambil segelas air. Aku melihat sekelilingku, para tamu ada yang sudah tertidur dan ada beberapa pasangan yang masih bersetubuh. Saat aku berjalan menuju bar kulihat tiga orang tidur berpelukan, kuperhatikan ternyata Andre, rupanya Andre juga habis ngeseks dengan orang lain, kulihat dari posisi tidur mereka, seorang wanita dipeluk Andre dan Andre di peluk dari belakang oleh seorang laki-laki muda yang tampan, dan dari sela sela belahan pantat Andre, aku melihat ada bekas sperma. Mungkin mereka habis melakukan 2 lawan 1.

Aku tak peduli, setelah menenggak segelas air putih aku kembali keruangan, dimana Mick sedang tertidur. Jam sepuluh pagi aku dan Mick tebangun. Dengan masih tanpa mengenakan pakaian aku dan dan Mick bejalan keluar. Kulihat ada beberapa tamu yang sudah rapi dan bersiap siap untuk pulang, dan beberapa tamu lagi yang masih asyik ngeseks, saat mataku melihat kearah sofa, kulihat Andre sedang disetubuhi oleh lelaki tampan yang semalam tidur bersamanya, sambil melirik kearahku Andre tersenyum, akupun ikut tersenyum.

Mick aku mandi dulu pamitku. Aku pun berjalan kekamar mandi untuk membasuh tubuhku agar segar kembali. saat aku sedang berendam kulihat pintu kamar mandi terbuka, ternyata Mick.
"Aku ikut mandi bareng kamu ya".
Tanpa menunggu persetujuan dariku, Mick langsung ikut masuk dan berendam.
"Gama".
"Iya Mick", sahutku.
"Aku ingin ngentotin kamu di kamar tidur".
Tanpa menunggu persetujuan dariku Mick langsung mengangkat tubuhku, di bopongnya tubuhku, sampai dikamar direbahkanya tubuh telanjangku di kasur yang begitu empuk.
Didalam kamar Mick kembali menggauliku, tapi kali ini sungguh berbeda sekali, Mick melakukannya dengan penuh perasaan, penuh kelembutan. Berkali kali aku dibuatnya orgasme, ternyata laki lakipun, bisa juga mengalami multi orgasme.

Jam 4 sore, aku dan andre pamit, walaupun Mick sudah memohon kepada aku dan Andre agar jangan pulang dulu namun dengan alasan yang masuk diakal dengan berat hati Mick mempersilakan kami pulang. Aku sudah tidak kuat lagi berjalan, pantat dan anus ku perih sekali, sepertinya penis Mick masih tertinggal didalam anusku, lemas sekali dengkulku dan rasa perih di pantatku membuat aku berjalan seperti seekor Bebek.

Didalam mobil Andre mengecup keningku.
"Jangan marah ya Rus. Semalam aku nggak bisa nolak permintaan Mick, apalagi dia kan tuan rumah, gimana Rus? Mick hebat kan?".
Ada nada cemburu dari pertanyaan Andre kepadaku.
"Nggak apa apa Ndre, aku nggak marah kok. Dia hebat Ndre, berkali kali aku muncrat di buatnya Ndre, rasanya habis pejuhku", jawabku.
"Kamu.., nggak jatuh cinta sama dia kan Rus?", tanya Andre.
Aku tidak menjawabnya.
"kita pulang yuk, Ndre", ajakku.
Sambil memejamkan mata aku terus membayangkan wajah dan penis Mick yang begitu fantastis. Akhirnya akupun tertidur.

Homoseksual atau Gay?

Kedua istilah tersebut sering disamakan oleh beberapa pihak, padahal sesungguhnya kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda.

Banyak yang menyebut seorang laki-laki yang menyukai sesama laki-laki itu diistilahkan sebagai homo atau homoseksual. Sebenarnya, pengistilahan seperti itu kurang tepat karena homo merupakan kosa kata bahasa Latin yang artinya pria atau manusia dan homoseksual (atau homoseksualitasadalah interaksi seksual dan/atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. Artinya, pengistilahan homoseksual tak memihak laki-laki atau perempuan. Istilah umum. Kemudian, istilah homoseksual diklasifikasikan menjadi dua istilah, yakni gay (laki-laki menyukai laki-laki) dan lesbian (perempuan menyukai perempuan).

Jadi, disepakati bahwa istilah homoseksual mengacu pada interaksi seksual masing-masing kedua jenis kelamin tersebut (umum) dan istilah gay mengacu pada interaksi seksual antara laki-laki dengan laki-laki (spesifik/khusus).